Rabu, 29 Februari 2012

Sata, 20 Februari 2012

PUTRI KHAYALAN

Ketika sang malam melengkapi perhiasan jubah langit dengan permata bintang-bintang, di lembah itu aku duduk sambil memandang tahta awan-gemawan yang berwarna keperakkan karena cahaya bulan malam itu. Dan ketika bunga mawar dari dalam kandungan hutan ngarai menjelma menjadi seorang putri nan cantik yang di lahirkan oleh tangan bidadari, kemudian putri itu menghampiriku seraya
menggenggam tanganku dan menatap mataku, angin pun membawa gelombang kemesraan kami berdua ke segenap penjuru dunia.

Mata sayunya menatap dalam ke arah mataku, seakan-akan ingin memporak-porandakan perasaanku, dan menegaskan kata cinta di dalam setiap ruang gerak kehidupanku. Ketika mulutnya bergerak dan mengeluarkan kata, aku seperti merasakan adanya irama sebuah kata yang masuk ke telingaku, bagaikan alunan dawai-dawai gitar para dewi-dewi.
“Cintaku bagai piramidamu dan abad pun tak mampu menghancurkannya, dan cintaku bagai bunga anggrek hingga cuaca pun tak bisa menaklukkannya, aku mengagumi daya tarik misterimu,” lirih dan tegas kata-kata itu ia ucapkan sambil ku merekatkan bibirku di keningnya, Mendengar semua itu aku hanya diam, tapi jauh di dalam hatiku tumbuh sebuah pengharapan semoga tidak akan ada sesuatu pun juga yang akan menimpa kekasih hatiku ini. Sambil rasakan kecupanku di kenignya, dan ketika bibirnya telah bersatu dengan bibirku, aku merasakan kehangatan nafas serta kesegarannya membawaku ke rasa anggur keindahan yang baru saja dipanen dan diperas sarinya oleh para pekerja Prancis di pertengahan bulan April.

“Betapa murah hati seni persahabatanmu..,” hampir tidak terdengar kata itu kuucapkan.
Aku pun menarik nafas dalam, seakan-akan tarikannya ingin membawa putri cantik itu masuk ke dalam jiwaku. Dan kududukkan ia di singgasana hatiku, agar ia dengan bijaksana dan penuh kearifan menjalankan roda perasaanku. Dan putriku  itu pun hanya tersenyum manis nan menawan, semanis buah arbei di selatan kota Athena. (hihihi berkhayal boleh dong)

“Betapa berlimpahnya cintamu dan betapa manis harapan keagunganmu akan diriku, dan belaianku, pelukanku di badanmu ini sebagai tanda kemuliaan, keperkasaan dan keberanianku..,” sambil kusentuh lembut uraian rambut panjang putri pujaan hatiku ini.
Putri itu pun membiarkan saja tubuh sempurnanya dikuasai oleh tangan cintaku, hingga hembusan nafas cinta itu membahana ke penjuru malam. (uhuuuum batuk dulu ya)

Dan ketika putri pujaan hatiku ini mulai tergerak rasa perlawanan kesetiaan cinta, dan ketika tangan-tangan lembutnya itu mulai membalut tubuh dinginku, aku pun memasrahkan diriku dalam balasan pelukan putri itu, hingga putri itu tidak dapat lagi melawan aliran cintanya sendiri. Dengan hausnya ia meminta air asmaraku,  mendekapku, meraba dan membelai di setiap lekuk tubuhku. Tangan putri yg lembut mulai menarik aku kedekapanya yang memang hanya diperuntukkan bagi putri cantik itu. (khayalanku kok kaya beneren aja… xixixixi)

Dengan tiba-tiba putri itu melepaskan pelukannya, ia pun lalu berdiri tegak di hadapanku laksana dewi sinta yang siap mengeluarkan kata cinta. Dan tangan lembunya mulai melepaskan helaian benang-benang penutup tubuh sempurnanya, helaian itu pun jatuh satu persatu, bagaikan gugurnya dedaunan di awal musim gugur tahun lalu.
Kini putri itu berdiri polos di hadapanku, seakan ingin menunjukkan bahwa dirinya hanya di persembahakan hanya untuk aku pujaan hatinya. Aku tidak kuasa menyembunyikan rasa pesonaku melihat putri cantik yang sangat diimpikan dan menjadi harapan para kaum adam. Dengan tubuh yang sempurna, bertubuh ramping dan seksi dengan perhiasan bulu-bulu kecil dari tangan hingga ke bagian kakinya itu, begitu cantik yg kulihat, rambut hitam  lurus dan terurai rapi, bermata sayu namun bagaikan menyimpan sebilah belati tajam dalam setiap tatapannya, memiliki kulit coklat yang menghiasi seluruh tubuh putri itu,  aku merasa menjadi orang yang teristimewa pilihan para penghuni kayangan, karena hanya diriku lah yang dapat menjadi penghuni ruang hampa sukma pencinta putri itu, dan hanya aku lah yang yang dapat bersatu dalam jiwa putri pujaan hatiku ini. (xixixixi… putri mimpi kaliiii…. Xixixi)

“Ah.., kau memang sempurna..!” pujian itu kupersembahkan untuknya. Lalu ia pun berkata, “Jika darahku mengalir sesuai kehendakmu, maka mengalirlah ia, jikalau kakiku melangkah selain di jalanmu, maka lumpuhkanlah ia, apapun keinginanmu atas jasmaniku ini, asal jiwaku gembira di padang rumput ini dan tentram dalam bayang-bayang sayapmu, aku ikhlaskan diriku malam ini untukmu hingga berakhirnya waktu bagi kehidupan umat manusia.” Lalu ia pun merunduk dan menciumku, dan ciuman itu memperkenalkan aku pada desah agung, dan ciumannya bagaikan kecupan surga di bibirku, serta mengajariku bahwa bibir yang terpagut di dalam cinta, menyingkap rahasia langit yang tidak terungkap oleh lidah.

“Ciumlah aku, duhai kekasih hatiku..!” lirihku. Dengan perasaan cinta dan gairah, putri itu pun mencium bibirku, hingga membuat kobaran birahiku menjadi panas, ritmix gerak tubuh kemulainya menari-nari di samping tubuhku, nafas birahinya menghembus kencang menyapu dan menyentuh hamparan kulitku, laksana badai angin puyuh di padang havana, pelukannya kuat membelenggu jiwaku dalam rantai birahinya. Kupejamkan mataku sambil menikmati hidangan asmara cinta dalam khayalku.

“Aku malam ini milikmu, dan esok lusa masih milikmu sampai matahari tak bersinar aku masih bersembunyi dalam rongga jiwamu.” kudesahkan janji itu di telinga kanannya sambil terus menikmati percintaanku dengan putri kekasih hatiku ini. Kata-kataku laksana cambuk, hingga ia makin memburu menciptakan suasana yang romantis, yang hanya diperuntukkan buatku.
Tubuh seksi itu pun mulai menatapku, dan tangan lembutnya erat mencengkram hasratku, pancaran pesona wajahnya mulai bersinar menyinari cinta, sungguh putrid cantik, wajah berkarakter, dengan senyuman menawan di antara dekapan cinta, Bersamaan dengan pencapaian rasa cinta, putri itu pun mendekapku erat, namun penuh dengan hasrat cinta kasih, hingga dari dalam dekapan putri itu, aku merasakan curahan air kesucian cinta telah menyirami jiwa yang gersang oleh panasnya badai penantian kedatangan pasangan jiwa.

Setelah lelah dari perjalan hasrat surgawi, kami pun mengistirahatkan diri dan rasa kami berdua dalam satu dekapan mesra, dan duduk di atas bukit laksana pengantin remaja, yang bertahtakan bintang gemintang, mengukir angan-angan di hadapan alam raya, sunyi menyelimuti seakan keagungan cinta telah melolosiku dari kepengecutanku dan membuatku mampu bergerak. Tiba-tiba suara lembut dan tegas tapi menyimpan tanda tanya, telah memecahkan kesunyian di antara kami berdua.

“Di hadapanmu, kekasihku, kehidupan tempat aku menjadi besar dan indah, suatu kehidupan yang awalnya pertemuan denganmu yang memiliki keabadian seperti apa yang kuyakini, karena aku yakin jasmanimu mampu mengembalikan kekuatan yang telah dianugerahkan harum bunga mawar kepadaku.” lembut kata-kata itu menerobos masuk ke dalam jiwaku melalu daun telingaku, hingga tanpa sadar air mataku pun mengalir seakan ikut merasakan kebahagian hatiku. Aku tidak tahu harus melakukan apa yang pantas untuk putri kekasih hatiku ini, sesudah ucapan terimakasih atas segala rasa dan asa untuk menyatukan dua rasa dalam satu ikrar yang tidak bertuan.

Aku lalu meletakkan tanganku di wajahknya, dan jari-jari tanganku pegang lembut mengusap air mata putri hati ku. “Sudahlah.., jangan menangis kekasihku, karena sekarang kau telah menemukan aku, aku lah kekasihmu, dan aku lah sahabat jiwamu.” Aku menyebarkan biji-biji janji di ladang sukmaku. “Kekasihku… kemarilah..! Aku akan memelukmu hingga kau merasa damai, tenang serta aman.”
Putri itu pun merekatkan tubuhnya ke tubuhku, dan lengan berotot ku melingkar di antara tubuhnya, hingga akhirnya putri sudah berada dalam pelukan ku yang perkasa lagi gagah pemberani laksana kesatria perang melawan keangkaramurkaan.

“Peluklah aku hingga aku tertidur duhai kekasih jiwaku..!” bisikkan kata-kata itu dengan penuh harap dari dalam pelukan sang putri pengantin jiwaku. Dan balasan pelukan putri itu pun makin merekatkan pelukannya seakan-akan enggan melepaskan diriku kembali dari dalam pelukannya. Sungguh benar-benar pelukan yang panjang dan suci dari dalam cinta yang suci pula, laksana kecintaan sang dewi-dewi  pada keindahan dan keabadian.

S E L E S A I

Ket : Putri khayalan ini terinspirasi oleh cerita para staff ku di mobil saat perjalanan keluar kota, tepatnya Amurang Sulawesi Utara. Hihihihi… mereka adalah Ricky, Izar, Nilasari. Orang-orang pandai ba lamu. wkwkwkwk


3 komentar: