Senin, 24 Oktober 2011

Rinduku


Akan kemanakah berarak awan
Bagi siapa mata kupejamkan
Pecah bulan dalam ombak lautan
Dahan-dahan di hati berguguran
Resah datang gelisah berulang mengusik nasib
Hanya dzikir dan do’a menjadi penawar
Mereda pedih dan sakit
Sesekali puisi menjadi nyanyian yang mengharukan
Dalam senyap air mata perlahan-lahan menitik
Kini tentangmu kujadikan crita sebelum tertidur
Ku jadikan bayang kerinduan sebelum terlelap
Dan Ku jadikan Pelabuhan di alam mimpi
Jiwa ini, Hati ini, Hidup ini begitu merindukanmu
Engkau adalah kisah terindahku
Aku tak mampu membuat jadi lebih baik
Biar kubaca Puisi hanya untuk Batu Karang
Karena Rinduku tetap, Dulu dan Sekarang

4 komentar:

  1. ...dulu dan sekarang

    klo nanti gimana? masih rindu gak
    :)

    BalasHapus
  2. @etikush.. cintaku telah terparangkap oleh rindu yang tiada batas... hehehhee.... makasih ya comment nya....

    BalasHapus
  3. smoga dpt yang terbaik yah pak. ha.. ha.. ha.. :)

    BalasHapus
  4. @mourin.... hehehhe.... Amiiiiinnnnn....

    BalasHapus